Arus Balik

Judul buku : ARUS BALIK
Pengarang : Pramoedya Ananta Toer
Penerbit : Hasta Mitra
Tahun terbit: 1995
Cetakan: 3
Cover: Hard Cover
Harga : Rp. 75.000,00
Status : NFS

Sinopsis:
Semasa jayanya Majapahit, Nusantara merupskan kesatuan maritim dan kerjaan laut terbesar di antara bangsa-bangsa beradab di muka bumi. Arus bergerak dari selatan ke utara, segalanya: kapal-kapalnya, manusianya, amal perbuatannya dan cita-citanya, semua bergerak dari Nusantara di selatan ke ‘Atas Angin’ di utara. Tapi zaman berubah…

Arus berbalik — bukan lagi dari selatan ke utara tetapi sebaliknya dari utara ke selatan. Utara kuasai selatan, menguasai urat nadi kehidupan Nusantara… Perpecahan dan kekalahan seakan menjadi bagian dari Jawa yang beruntun tiada hentinya.

Wiranggaleng — pemuda desa sederhana, menjadi tokoh protagonis dalam epos kepahlawanan yang maha dahsyat ini. Dia bertarung sampai ke pusat kekuasaan Portugis di Malaka, memberi segala-galanya — walau hanya secauk pasir sekalipun — untuk membendung arus utara.

Masih dapatkah arus balik membalik lagi?

Sugih Tanpa Banda

Judul: Sugih Tanpa Banda
Penulis: Umar Kayam
Kategori: Esai
Thn Terbit: 1995
Bahasa: Indonesia
ISBN: 9794443085
Cover: Soft Cover
Halaman: 428
Dimensi(LxP): 21X14

Sinopsis:Ini adalah buku kedua Mangan Ora Mangan Kumpul, Sketsa-sketsa Umar Kayam. Buku ini masih lincah meloncat dari satu tema ke tema lain tanpa meninggalkan gaya penulisannya yang kenyal dan segar-menggelitik. Konsisten dengan warna lokal yang Jawa pekat, ia tidak sampai tergelincir pada kepicikan sikap primordial.

Kumpulan tulisan Kayam yang sarat kritik social ini secara keseluruhan tampak sebagai ironi ia menampilkan masalah, menyindirnya dan sekaligus menyindir semua pihak yang membicarakan maupun yang mencoba memecahkannya. Namun kemudian tidak menjadi liar, tidak asal

Markesot Bertutur

Judul: Markesot Bertutur
Penulis: Emha Ainun Nadjib
Kategori: Umum
Thn Terbit: 1994
Bahasa: Indonesia
Cover: Soft Cover
Halaman: 379

 

Korupsi

Judul: KORUPSI
Pengarang: Pramoedya Ananta Toer
Penerbit: NV Nusantara
Cetakan:  ke 2 tahun 1961
Hal: 156

Sinopsis:
Sumber: http://iekamazkia.blogspot.com/2012/01/sinopsis-cerpen-korupsi-pramoedya.html

Pada awalnya korupsi terpaksa dilakukan seorang pegawai kecil yang sudah tua bernama Bakir, yang hidup bersama istri yang bernama Mariam dan empat anaknya, Bakri, Bakar, Basir, dan Basiroh. Disebuah rumah, dengan beberapa kamarnya disewakan, gara-gara tekanan ekonomi dan inflasi, dan gaji yang kecil sudah tidak mampu membiayai hidup keluarganya. Kegelisahan terus membayanginya dan akhirnya terniatlah dalam hati, seperti sudah jamak dimasa ini korupsi. Korupsi seperti yang dilakukan lebih dulu oleh rekan-rekanya.
Niatan untuk berkorupsi itu mulai direncanakan. Pagi hari saat akan berangkat kerja, semangat begitu paras, tapi dalam pikiranya masih tidak mengijinkan dengan segera. Datanglah kau tekad Bakir berkata dalam hatinya untuk meyakinkan diri dan memulai semuanya. Ya lambat-lambat keyakinan itu datang, dan pikiran telah menyuruh untuk mengingat siapa sasaran pertama kali, dan terlintaslah nama Taoke orang yang menyewa sebagian rumahnya dan sekaligus orang yang sudah berkali-kali berusaha menyogoknya.Genderang perang dalam dada melantang, Bakir mulai berangkat bertempur. Di mulainya dengan mengambil dan menjual benda kantor seperti bungkusan kertas stensil dan dijualnya ketempat penjualan harta curian. Dan uang duapuluh ribu didapatnya.

Read the rest of this entry

Satrio Piningit Ing Kampung Pingit

Judul: Satrio Piningit Ing Kampung Pingit
Penulis: Umar Kayam
Penerbit: Pustaka Utama Grafiti
Dimensi: 14,5 x 21cm, 448 hlm

Satrio Piningit Ing Kampung Pingit merupakan buku ke – 4 kumpulan kolom Umar Kayam dalam harian Kedaulatan Rakyat. Sebagaimana tiga buku terdahulu, SPKP juga mengangkat beraneka ragam topik, mulai dari persoalan rumah tangga sampai masalah – masalah yang sedang hangat di masyarakat.

Semuanya di kemas dalam latar budaya priyayi Jawa, dengan Pak Ageng sebagai tokoh utamanya. Kejelian Umar Kayam menangkap berbagai nuansa reformasi di Indonesia yang mulai meletup pada 1998 menambah daya tarik buku ini. Kekhawatiran akan dampak melonjaknya harga kertas, kreativitas rakyat kecil mencari sumber pendapatan dalam masa “Krismon”, kesulitan membedakan partai-partai politik yang lambangnya mirip, adalah beberapa diantara topik-topik seputar reformasi.

Madhep Ngalor Sugih Madhep Ngidul Sugih

Judul Buku : Madhep Ngalor Sugih Madhep Ngidul Sugih
Penulis : Umar Kayam
Pengantar : Mohamad Sobary
Penerbit : Grafiti, Jakarta, cet. 1, 1997
Tebal : 434 hlm.
Ukuran : 14,5 cm x 20,8 cm

Bagian ketiga dari kumpulan “Mangan Ora Mangan Kumpul”, esai-esai khas dan tipikal dari Umar Kayam, cendikiawan, cerpenis, dan budayawan terkemuka Indonesia.

Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855

Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855
Judul : Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855
Pengarang : Peter Carey
ISBN : 9789799103956
KPG : 901110489
Ukuran : 230 x 150 mm
Halaman : 892 halaman

Dalam kurun lebih dari dua dasawarsa (1808–1830) tatanan lama Jawa dihancurkan dan sebuah pemerintah kolonial baru didirikan—suatu peristiwa yang mendorong kekuatan identitas kembar, Islam dan kebangsaan Jawa, ke dalam suatu perseteruan sengit dengan gelombang imperialisme yang dibawa oleh gubernemen Hindia Belanda. Dikenal sebagai Perang Jawa (1825–1830), perseteruan itu berakhir dengan kekalahan dan pengasingan Diponegoro. Pascaperang itulah lahir suatu zaman baru di Nusantara, zaman kolonial, yang berlangsung hingga pendudukan militer Jepang (1942–1945).

Pangeran Diponegoro (1785–1855), seorang mistikus, muslim yang saleh, dan pemimpin perang suci melawan Belanda antara tahun 1825 dan 1830, adalah pahlawan nasional tersohor dalam sejarah Indonesia. Meskipun demikian, sejauh ini belum ada biografi yang utuh tentang kehidupan sang Pangeran yang menggunakan sumber Belanda dan Jawa untuk melukiskan hidup pribadinya. Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855 adalah buku pertama yang menggunakan babad dan arsip kolonial Belanda dan Inggris sebagai tulang punggung.
 
Buku ini, yang disusun dalam kurun sekitar 30 tahun, bertutur tentang riwayat hidup Diponegoro dengan latar pergolakan akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19, ketika kekuatan imperialisme baru Eropa melanda Nusantara seperti tsunami Asia. Dengan runtut dan rinci penulis mengungkap rahasia tokoh sejarah yang penuh teka-teki dan karisma itu: sosok yang mengakui kelemahannya sebagai penggemar perempuan, tapi juga gagah berani dan blak-blakan menghadapi kekejian kolonial—seorang pelopor
kemerdekaan yang penuh paradoks.
 
Gerakan Diponegoro, Gerakan Anak Muda
 
 Sonya Helen Sinombor | Robert Adhi Ksp Read the rest of this entry

Seribu Kunang-Kunang Di Manhattan

SERIBU KUNANG-KUNANG DI MANHATTAN

Penulis: Umar Kayam
Penerbit: Pustaka Utama Grafiti

Seribu Kunang-kunang di Manhattan diterjemahkan dalam 13 bahasa daerah. Cerpen ini bersetting Amerika, karena cerpen ini menampilkan problem sosiologis perubahan-perubahan masyarakat agraris ke masyarakat industri, cerpen ini juga merekam simbol-simbol modernitas yang sangat sukar dialihkan pada nuansa sosiologis bahasa daerah, selain itu tokoh-tokohnya tetap tampil dengan karakter yang tidak bisa larut, masing-masing tetap pada pandangan dunianya.

Resensi:

Senyum, dalam ungu
Goenawan Mohamad
19 MEI 1973

INILAH New York, dan Umar Kyam bercerita dari dalamnya. New York adalah satu raksasa pemakan manusia. Raksasa ini entah karena kena penyakit apa, tidak pernah merasa kenyang biar dia sudah makan berapa ribu manusia. Karena itu mulutnya terus saja menganga tidak sempat menutup. Segala manusia, putih hitam, kuning, coklat, besar, kecil, ditelannya tanpa pilih-pilih lagi”. Umar Kayan mengutip perubahan itu dalam cerita Istriku, Madame Schlitz, dan Sang Raksasa, cerita kedua dan yang terpanjang dalam kumpulan ini. Secara tipikal, dia tidak menyatakan adakah dia setuju atau tidak dengan karikatur tentang New York tersebut. Namun 6 buah cerita pendek yang ditulisnya selama ia hidup di kota itu semuanya dengan latar Manhatan (sebuah “belantara”, katanya) menampilkan kota jutaan itu sebagai dunia yang menarik, tapi murung. “Aku melihat ke luar jendela. Ribuan pencakar langit kelihatan seperti gunduk-gunduk bukit yang hitam, kaku dan garang.” Read the rest of this entry

Matsnawi

Judul: Matsnawi
ISBN : 9793062959
Rilis : 2006
Halaman : 288
Penulis : Jalaluddin Rumi
Penerbit : Bentang Pustaka
Bahasa : Indonesia

Sinopsis 

Matsnawi merupakan sebuah karya agung yang diciptakan oleh Jalaluddin Rumi pada abad ke-13. Karya ini berupa sajak-sajak tentang makna-makna atau rahasia terdalam dari ajaran agama. Matsnawi ditulis atas permintaan salah seorang murid Rumi, Husamuddin. Matsnawi merupakan tafsir yang indah atas Al-Quran. Maksudnya, Matsnawi merupakan tawil kerohanian atas ayat-ayat Al-Quran yang ditulis dalam bentuk saja-sajak yang indah. Nilai didaktis dan sastranya mengagumkan. Rumi menguraikan dalam bukunya tersebut keluasan lautan semangat kerohanian dan perjalanan manusia menuju dunia dan dari dunia menuju kebenaran hakiki. TENTANG PENULIS: Rumi adalah seorang ahli tasawuf dan penyair sufi Persia terbesar sepanjang sejarah. KEUNIKAN Matsnawi: Merupakan karya klasik yang fenomenal sekaligus monumental yang ditulis pada abad ke-13 dalam bahasa Persia, bahasa dunia Islam ke-2 setelah bahasa Arab

Resensi:

Menemukan Rumi Lewat Matsnawi
Liza Wahyuninto

Taiko

Judul Taiko
No. ISBN 979220492X
Penulis Eiji Yoshikawa
Penerbit Gramedia Pustaka Utama
Tanggal terbit Oktober – 2003
Jumlah Halaman 1142
Dimensi(L x P) 160x240mm
Kategori Sejarah Fiksi
Text Bahasa Indonesia ·

SINOPSIS BUKU – Taiko

Dalam pergolakan menjelang dekade abad keenam belas, Kekaisaran Jepang menggeliat dalam kekacau-balauan ketika keshogunan tercerai-berai dan panglima-panglima perang musuh berusaha merebut kemenangan. Benteng-benteng dirusak, desa-desa dijarah, ladang-ladang dibakar. Di tengah-tengah penghancuran ini, muncul tiga orang yang bercita-cita mempersatukan bangsa. Nobunaga yang ekstrem, penuh karisma, namun brutal; leyasu yang tenang, berhati-hati, bijaksana, berani di medan perang, dan dewasa. Namun kunci dari tiga serangkai ini adalah Hideyoshi, si kurus berwajah monyet yang secara tak terduga menjadi juru selamat bagi negeri porak-poranda ini. Ia Lahir sebagai anak petani, menghadapi dunia tanpa bekal apa pun, namun kecerdasannya berhasil mengubah pelayan-pelayan yang ragu-ragu menjadi setia, saingan menjadi teman, dan musuh menjadi sekutu. Pengertiannya yang mendalam terhadap sifat dasar manusia telah membuka kunci pintu-pintu gerbang benteng, membuka pikiran orang-orang, dan memikat hati para wanita. Dari seorang pembawa sandal, ia akhirnya, menjadi Taiko, penguasa mutlak Kekaisaran Jepang. Taiko merupakan karya besar Eiji Yoshikawa, penulis bestseller internasional, yang berisi pawai sejarah dan kekerasan, pengkhianatan dan pengorbanan diri, kelembutan dan kekejaman. Sebuah epik yang menggambarkan kebangkitan feodal Jepang secara nyata.